Gold Not Glory
Aku benci dengan pemuda seperti kalian! Terlalu mendambakan politik dari pada ekonomi atau bisnis. Penjajah saja tahu, saat mengurutan 3-G, sebagai motif kolonial mereka ke Nusantara. Gold, Glory, dan Gospel. Gold! Do you know ‘bout Gold?
Kita bicara tentang bisnis, kita bicara tentang kekayaan, we talk ‘bout how to making money. Aku pikir orang portugis kuno saja tau, pada tahun 1511 Afonso de Albuquerque – sang komando armada laut Portugis sudah berpikir bahwa dengan memiliki ekonomi mereka bisa membeli kekuasaan, kejayaan! Hentikan urusan politikmu, bacalah buku manajemen bisnis, buka sebuah rekening bank, bikin 1 NPWP , dan urus satu akte PT! Eh…Tak usahlah! Aku rasa CV juga sudah cukup untuk seorang pemula sepertimu. Aku benci ocehan politikmu. Menghabiskan uang untuk menggumpulkan suara orang, kemudian mencari uang dari mengumpulkan suara orang, konyol! Lantas setelah menang, kau men-setting pembicaraan transaksi ekonomi, ingat kawan, transaksi E..ko..no..mi. Celakanya, kau lakukan itu dengan menggunakan kursi jabatan politikmu! Busuk!
Kau ingat waktu pertama kali aku tunjukkan padamu buku Financial Management? Buku karangan Keown cs. cetakan VIII. Kau ingat? Itu buku mahal boi. Buku impor. Kertasnya lebih bagus dari kitab suci. Itulah bangsa kita, terlalu pelit mencetak firman Tuhan. Kertas murah meriah. Orang yang tak ber-Tuhan malah memuja ilmu pengetahuan. Mereka cetak tulisan-tulisan hasil pemikiran para sarjananya diatas kertas-kertas mewah.
Ada 10 aksioma, kawan. Ya, ada 10 ketetapan. The Ten principles. Ada 10 Prinsip tentang manajemen keuangan yang tertera di buku itu boi. Kau pasti sudah ingat. Mudah-mudahan kau masih ingat kawan. Bagi para pebisnis materialisme, The Ten Principles tak ubahnya seperti The Ten Command Nabi Musa, atau Moses. Tergantung keyakinan mana yang kau tempuh.
bersambung (High Risk High return)
Membayar lebih untuk mendapat lebih. Aku rasa kau paham kalimat itu kawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar